watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita Sexs
Tukar Guling

Sesampainya di rumah setelah terbang sana
terbang sini di beberapa kota masih di Pulau Jawa
maupun di Pulau Kalimantan dan Sulawesi
selama 7 minggu ini untuk urusan bisnis kayu
dan hasil-hasil bumi lainnya, tubuhku mulai
dilanda letih dan penat luar biasa. Namun secara
psikologis justru sebaliknya, aku mulai dapat
merasakan suasana rileks dan tentram. Merasa at
home dan ingin selekasnya menemui mantan
kekasihku, sang isteri tercinta. Hal ini cukup
membantu keseimbangan diriku sehingga tidak
membuatku dilanda senewen.
Karena penerbangan yang kuambil adalah sore
jam 6 dari Surabaya, maka masih sore pula
sekitar jam 7.30 aku sudah mendarat dan lalu
setengah jam kemudian dengan menggunakan
jasa taksi aku sudah menginjakkan kaki di
halaman rumahku di bilangan Slipi. Lalu lintas
tidak macet karena ini hari Minggu.
Dari luar ruang tamu nampak terang disinari
lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah
kami tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38,
isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu
wanita 44. Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami
belum dikarunia anak. Jadi semakin menjadi-
jadilah diriku menghabiskan waktu mengurus
bisnis karena belum ada urusan lain yang
memerlukan perhatianku. Syukurlah selama ini
bisnisku lancar-lancar saja demikian pula
perkawinan kami.
Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa
tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan
dibukakan oleh pembantu wanitaku karena
kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk
membuang sampah. Setelahnya dia kembali ke
kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan
utama. Pembantu-pembantuku kubuatkan kamar
di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan
masih ditambah tanah yang lumayan luas yang
kubuat menjadi taman hampir mengelilingi
bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong
kamar-kamar pembantu dan jalan samping. Dari
gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25
meter.
Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan
senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka
sekali dengan permainan kaget-kagetan begini.
Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur
ke pelukanku dan dibarengi dengan ciuman
bertubi-tubi. Itulah santapan rohaniku. Dan itu
sering terjadi karena aku sering bepergian dalam
waktu lama pula, rekorku pernah sampai 3 bulan
baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah
demikian, namun 5 tahun belakangan ini yah
begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks
kami mulai menurun drastis frekuensinya
maupun kualitasnya.
Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang
biasanya sebelum pulang aku memberitahukan
isteriku bahwa dalam 2 sampai 5 hari bakal
pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu
agar lebih dahsyat pekikan-pekikan kangen
isteriku itu. Di ruang tamu TV menyala agak
keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap
siapa tahu isteriku di sana dan sekalian mau
mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi
tidur barangkali di kamar pikirku. Kuletakkan tas
koperku di atas meja makan lalu aku mengambil
sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan pantatku di
atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang
rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit
kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya
kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar
tidur kami berada.
Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka
pintu, namun hanya seukuran setengah kepala.
Aku ingin mengintip kegiatan isteriku di kamar
spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang
aduhai. Ataukah lagi mematut diri di cermin.
Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku.
Dalam keremangan lampu kamar (kamar
lampuku bisa disetel tingkat keterangannya
sedemikian rupa) kulihat ada 2 manusia. Jelas
salah satu sosoknya adalah isteriku, mana
mungkin aku pangling. Dia lagi mengangkangi
seseorang. Posisi kepalanya nampak seperti di
sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai
dilanda kekacauan. Sulit kudefinisikan. Marah.
Kaget. Bingung. Bahkan penasaran. Apa yang
sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala
isteriku nampak naik turun dengan teratur dengan
ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang
pria yang menjemput kenikmatan seksual.
Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara
terkuaknya pintu tidak mereka sadari.
Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku
berdesir pelan dan makin kencang. Rasa
penasaranku sudah mulai dicampuraduki dengan
gairah kelelakianku yang membangkit. Ini lebih
dahsyat ketimbang menonton film-film bokep
terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap
entah kemana bahwa yang di depan mataku
adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan
diriku. Sekarang aku lebih ingin menyaksikan
adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai
mengejang. Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku
mengambil posisi di bawah sementara lawannya
ganti di atasnya. Persis sama seperti tadi hanya
saja sekarang kelihatannya memek isteriku yang
dijadikan sasaran. Aku semakin ngaceng.
“Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku berulang-
ulang.
Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap
sosok lawannya dengan jelas adalah pria)
sehingga isteriku mulai bergerak meliuk-liuk dan
menengadahkan kepalanya berkali-kali.
“Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh..
Ahh.. Uffh..”.
Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan
identitas sang pelaku pria. Mr. Karmin pembantu
priaku yang tua itu. Wah.. Wah.. Pantesan tadi
aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku
banyak berpikir kesadaranku disedot kembali oleh
suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja
persetubuhan itu.
“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk..
Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu..
Oohh..”
Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini.
Nampaknya dia sudah berada di awang-awang
kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah
sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-
remas burungku sendiri.
“Ahh…”
Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi
nampaknya Pak Karmin masih meneruskan
aktivitasnya. Sebentar kemudian kaki isteriku
diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan
kekar itu (meskipun sudah tua tapi tubuh
pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya
yang secara fisik membutuhkan kekuatan).
Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku.
Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar.
Semakin kencang kocokan jari Pak Karmin pada
memek isteriku. Dengan menggelinjang
mengangkat-ngangkat paha isteriku kembali
dibuat mabuk kepayang. Akhirnya kulihat batang
kemaluan Mr. Karmin sudah diarahkan ke lobang
kemaluan isteriku. Busseett gede juga nih punya
si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku
ketika membayangkan bagaimana memek
isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.
Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan.
“Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”.
Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan
godam si Mr. Karmin. Mulai menggila kembali
goyangan pantat isteriku melayani rangsekan-
rangsekan si batang besar itu.
“Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk
Banngeett.. Oohh..”
Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-
hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang
bertenaga itu. Tangan Mr. Karmin tak tinggal diam
menyenggamai buah dada isteriku yang telah
menjulang tegak. Wuuhh gila, dahsyat sekali
pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah
hampir 10 menit diangkatlah tubuh isteriku dan
dibalikkannya menjadi posisi menungging.
Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini.
Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah
belakang. Konsistensi gerakan kontol yang maju
mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku
semakin mengobarkan hasratku.
“Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat..
Paakkhh, oohh.. Giillaa..”
Pompaan Mr. Karmin semakin lama dibuat
semakin bertenaga dan semakin cepat.
“Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh..”
Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku
sekarang disuruh berdiri, Mr. Karmin
menyetubuhinya sambil berdiri. Tanpa sadar aku
menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu
Wanita memergokiku sedang mengintip. Karena
jengah atau bagaimana Mrs. Karmin merona
mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan
tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.
“Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh
Paakkh..”
“Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..”
“Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh..
Yaahh.. Uuddaahh”
Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas
energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan
kenikmatan luar biasa. Mr. Karmin akhirnya jebol
juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku
dengan perlahan sekali menutup pintunya.
Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali.
Celanaku masih padat mnggembung tak terkira.
Aku senewen ingin menuntaskan hasratku.
Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Karmin sedang
duduk termangu. Kami saling menatap dalam
keadaan bingung dan resah. Kudekati dia ketika
mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin
kutenangkan hatinya. Mungkin kejadian tadi telah
berulang kali berlangsung selama aku tidak di
rumah.
“Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia
mengangguk.
“Maafkan isteriku yah”
Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan
kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku.
Kali ini mungkin dia sedang kesepian dan
masygul hatinya.
“Ayo ke kamarmu Mbok.”
Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan.
Kami saat ini sedang masuk dalam situasi
kejiwaan yang membutuhkan pertolongan satu
sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai
kamarnya yang agak sempit itu, kusuruh dia
duduk di ranjang. Kupegang tangannya dan
kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu
buruk. Kulit terang meskipun tidak semulus
isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan
hebatnya perut tidak terlalu melambung. Tetek
cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu
memakai kebaya dan kain.
Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia
lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia
memerlukan kekuatan dari dada laki-laki.
Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu
dapur. Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya
otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut
Pomade menyergap hidungku. Kucium-kucium
dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga.
Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa
kegelian. Mulai kuusap lengannya. Semakin erat
dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil
mengusap lengan kanannya naik turun sengaja
kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis
teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya
kepalanya mulai bergoyang. Lalu kuelus langsung
teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah.
Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh.
Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada
dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning
agak pucat warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-
negak kepalanya.
“Ehhmm.. Eehhf..”
Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya.
“Ehh.. Ehhshs..”
Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal
pahanya. Kuusap-usap gundukannya.
“Ehhss.. Ehhss.. Oohh…” tergolek kanan kiri
kepalanya.
Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya.
Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri
dengan lidahku.
“Oohh.. Paakk.. Oohh..”
Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku.
Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada
mulanya pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami
saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara
kuluman kami. Kutekan-tekan bagian bawah
diriku sehingga tonjolan burungku menggesek
wilayah memeknya. Mengerinjal pantatnya.
“Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya berulang-
ulang.
Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing
setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari
ujung rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan
berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat
wanita membiarkan keteknya berbulu. Isteriku
licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan
cenderung tidak rapi. Luar biasa. Karena hasratku
yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul
Dia dan menjatuhkannya di ranjang. Kujilati
kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek
(di sini aku berlama-lama karena penasaran sekali
dengan rasa bulunya), perut dan memeknya.
Kumainkan lidahku memutari labia mayoranya.
“Oohh.. Paakk.. Ohh..”
Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai
keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan
lidahku. Aku tidak jijik kali ini. Hasratku yang
menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama
ini.
“Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass..”
Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai
kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya
kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah
banjir bandang itu. Kupompa maju mundur
tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan
merangsek ke dalam. Menggeliat-geliat kayak
cacing kepanasan si Mrs. Karmin ini. Semakin
dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak
kakinya sambil aku terus menyodokinya.
“Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh..
Ennaakk banngeetts.. Shh.”
Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke
depan dan kuhujami memeknya dari belakang.
Kami bersetubuh dalam posisi berbaring miring
(kebayangkan?). Kuubah posisi menjadi dog-
style. Namun dia telungkup sehingga tingkat
penetrasinya lebih maksimal. Benturan-benturan
dengan pantatnya yang bulat membuatku
gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya
yang rimbun itu.
“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus
erangnya sambil membeliak-beliak.
Akhirnya setelah 23 menit kami menegang
bersama dan mencurahkan cairan masing-
masing berleleran di dalam memeknya. Cairan
miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar
memeknya, punyaku juga demikian saking tidak
tertampungya semprotan maniku.
Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku
tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan
pipinya sampai kontolku sudah lemas tak
berdaya. Tanganku masih aktif bergerilya
mengusapi buah kembarnya yang masih
mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap.
Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya
yang sudah agak kusam itu.
****
Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka
aku mengunjungi Mrs. Karmin terlebih dahulu
untuk bersetubuh di kamarnya baru masuk
rumah setelah maniku terhambur ke memeknya
yang mudah basah itu. Malah boleh dikata sudah
tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri.
Suatu kali Mr. Karmin memergokinya ketika mau
ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi
hot, tapi dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami
seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di
kepalaku untuk melakukan sex party berempat.
Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku
masih merasa risih kalau rame-rame begitu.


Adult | GO HOME | Exit
1/1178
U-ON

inc Powered by Xtgem.com